Mencari Kerja

Hmm.. Artikel pertama pada blog pertama. Terakhir nulis artikel rasanya sudah 3-4 tahun yang lalu, itupun untuk blog orang lain. Well, look at the bright side, selalu ada yang pertama kali untuk segalanya kan? Haha..

Ok, intro dulu ajah. Biar tahu latar belakang saya sebagai penulis blog ini.

Cerita ini dimulai 2 tahun lalu, saya mencari pilihan karir lain dari yang ada waktu itu. Metode job seeking yang saya ambil ada 2 (dua). Pertama melototin website penyedia info lowongan macam www.id.jobsdb.com atau www.jobstreet.co.id. Kedua saya memberdayakan jaringan alumni almamater, mulai dari mantengin milis, grup fesbuk, nongkrong di mantan kampus tercinta, sampe ngirim email ke temen-temen yang cukup deket.

Saya rasa ga perlu lagi nerangin screen shoot situs diatas.

Dari pencarian di situs itu, sent folder di email saya langsung penuh dengan kiriman lamaran dan resume kerja. Umm.. ok.. sedikit hiperbolik disini, email lamaran saya ga sampe 20 email lah.. :D Gimana lagi? Lha keilmuan yang saya miliki spesifik, jarang nongol lowongannya.

Hasilnya ada dari 20 lamaran, 3 perusahaan yang memberi feedback. Semuanya langsung nelpon ke HP saya. Yang pertama manggil interview di Jakarta. Saya nanya, "Bisa langsung interview lewat telepon kah pak? Saya masi ada kegiatan di Surabaya." Padahal alasan utamanya si males buang duit transport ama akomodasi untuk sesuatu yang belum pasti (pelit? biarin :p). Dia bilang ga bisa, so let's end it here.. Bahkan sebelum interview pun kamu sudah tidah berjodoh.. hahaha..

Yang kedua, manggil interview juga, tapi di Surabaya. Ok lah kalau ini, toh satu kota juga. Tapi pas datang ke perusahaannya, baru saya sadar.. oh crap.. ini perusahaan konstruksi sipil. Ilmu saya juga ilmu konstruksi, tapi konstruksi kapal, bukan jembatan atau bangunan. Mana saya tau yield beton berapa atau sistem konstruksi untuk tanah gambut.. Ga usah nunggu akhir interview, saya tau saya tidak cocok di sini.

Yang ketiga, langsung interview lewat telpon karena perusahaan ini berlokasi di sebuah pulau sebelah Sumatera. Interview skil, sertifikat, gaji bla.. bla.. bla.. sampe akhirnya sampai ke status pernikahan. dan baru kali ini saya tahu kalau pengantin baru bisa jadi salah satu nilai negatif, dengan alasan "nanti kepikiran istri di rumah terus" hahahaha.. ok.. akhirnya dari ketiga feedback yang sampe.. all fail..

Sekarang saya cerita tentang metode kedua yang saya pakai, yaitu menggunakan kekuatan network. dalam hal ini lebih spesifiknya paki kekekuatan alumni almamater salah satunya mailing list. Dulu ketika ga kepikiran nyari kerja lagi, buaanyaaakk sekali rekan-rekan yang memberikan info lowongan di milist. Lha pas lagi niat perasaan kok cuma sedikit ya? Ah.. Mungkin cuma perasaan.. :D

Dengan jaringan netwrok ini, ladang lowongan yang saya tuju jadi lebih spesifik. Semuanya sesuai dengan bidang saya. Dari dua lamaran yang saya kirim (iya.. cuma dua), ada 1 feedback yang infonya justru bukan dari milist tapi dari direct email ke salah satu sahabat. Hasilnya, ada telepon interview dari negara seberang, mendadak pula di pagi hari, tepatnya jam 7 (saya tidak masuk kerja waktu itu, masih baru bangun, otak baru running 30%). Tanya skill, sertifikat, pengalaman dan.. jeng jeng.. gaji.. Setelah nego-nego yang lama dan alot, saya akhirnya menyerah dengan tawaran dia (yang aslinya pun sudah jauh lebih besar dari gaji saya sebelumnya :D).

Ok, artikel intro cukup sekian dulu. Next artikel nanti cerita tentang perusahaan yang dimana saya bekerja saat ini.

Bye.

page contents